andai aja kata "MAAF" dapat mengembalikan segalanya.
tapi apa daya, dengan orang berkata maaf, as if, semua hal (kesalahan) telah terjadi itu berlalu begitu saja, and that was all done, akan tetapi mereka tidak menyadari, bekas dari hal tersebut masih membekas. jadi ketika ngerusak barang orang, dan kita memiinta maaf, dan dimaafkan. UDAH. SELESAI. toh juga nggak membalikkan keadaan, biar sekalipun korban mengikhlaskannya.
nggak peduli sejauh apapun lo melangkah, dan sampai sejauh manakah lo tiba, tetapi ingat jangan lupakan "who you are", biarpun dengan orang yang paling dekat denganmu sekalipun.
"kamu bisa tolongin aku ga untuk ngumpulin laporanku?"
"nggak. kumpulin aja sendiri, masak tanggung jawab lo gue yang urus" (isi hati)
(realita) "a o-oh. yaudah taroh di tas gue aja, ntar gue kmpulin sekalian"
"oke. makasih"
"sama-sama"
inilah sungkannya orang jawa yang sering terjadi.
gue pernah waktu itu pergi muncak ke gunung andhong, Magelang. yaah tingginya sekitan 1700-an mdpl. gue udah yakin, karna waktu itu gue belum service Nemo motor gue, jadi ke magelang gue nebeng sama Rifky temen sebangsa dan sesuku (baca : sama-sama dari Lombok). pas gue bilang kalo mau nebeng dia aja, dia becandain gue bilang, "ntar kamu yang isiin bensin ya, hihi"
gue iya-iyakan aja, toh juga gue bukan parasit yang mencari hospes definitif atau hospes intermediet, atau semacamnyalah.
si Rifkot bilang kalo tadi itu becanda. terus gue
iya-iyakan aja.
tapi ketika kami berhenti di pom bensin jakal, yang pada saat itu mau ketemu dengan temannya Afira dari gunung kidul yang bakal muncak bareng. ya kami isi bensin. ketika gue turun dari motor rifkot (at the line), gue sodorin duit 10rebu buat beli bensin, "kot, ini. cukup nggak? kita patungan aja buat beli bensinnya, kalo kurang bilang aja."
rifkot berikeras nggak mau nerima, karna dia udah bilang kalo dia bercanda, dan gue nge-iya-in. ya gue paksa aja waktu itu nerima. hingga akhirnya dia nerima.
tapi ntuk kedua kalinya ketika kami balik dari muncak (tapi mampir ke candi borobudur dulu, wkwk), dia malah nggak mau nerima duit gue buat beli bensin biarpun udah gue paksa. itu pertama kalinya gue ngerepotin dia, dan entahlah atau saat itu posisi kami setara (sama-sama nggak ada yang direpotkan. hihi)
sepengalalaman gue berteman dengan teman gue sesuku, tanpa gue minta sesuatu hal yang seharusnya juga gue udah diberi dengan rasa canggung tentunya. padahal posisinya itu gue dengan orang tersebut udah saling mengenal dekat. tapi dia masih merasa canggung sama gue, dan gue pada saat itu udah ikhlas karna Alloh melakukan hal maupun membantu dia, gue sebut aja Ana. dia teman gue SMP, dan SMA juga satu sekolah, cuman nggak pernah sekelas.
gue inget persis ketika dia selalu merepotkan gue dengan muka innocentnya yang kadang ngeselin. tapi gue bersusaha ikhlas akan semuanya. karna gue tau keadaannya waktu itu.
kami berdua dan dua teman SMP lainnya keterima di sekolah paling favorit di lombok tengah, iya, SMA 1 Praya. waktu angkatan gue, sekolah itu masih bertaraf international. pada saat itu dia tidak memiliki kendaraan atau semacamnya, karna dilihat dari jarak antara rumahnya dengan sekolah itu jauh banget (jauh aja sih), jadi Bu Dewi guru bahasa inggris gue SMP memberi persinggahan kepada Ana bokke di rumahnya yang bisa ditempuh dengan jalan kaki ke sekolah, dan sekamar dengan mbak-mbak yang saat itu bekerja di rumah bu dewi. gue selalu pulang makan siang ke rumah bu dewi bareng ana, perihal ana nggak ada kendaraan, dan kadang kalo ada acara exschool sore di sekolah, gue pulang ke sana bareng ana, maleslah balik ke rumah, ntar pasti mager, mana antara rumah sama sekolah sekitar 20 menit, khan eman-eman bensin.
bokke keseringan jalan kaki ke sekolah, karna udah dekat sekarang. dulu dia mesti jalan kaki agak jauh dari rumahnya ke jalan raya menunggu mobil angkutan kota lewat, dan kadang bikin dia terlambat.
orang tuanya? hh. obapaknya udah meninggal, tapi dia punnya bapak tiri dengan 3 adiknya sekarang. ibunya kerja sebagai TKI di Malaysia, dia tinggal bersama papuknya (nama panggilan untuk kakek/nenek) bersama kedua saudaranya waktu itu (yang satu belum lahir). susah, senang, kepedihan, dan kepahitan, pernah kami ngalamin bersama. kedeketan kami berawal dari kelas X SMA memang, dan hingga sekarang kami sudah seperti saudara.
keikhlasan memang membuahkan kenikmatan yang cukup besar. hingga naik kelas ke kelas XI, ibunya pulang dengan membangun rumah di lahan milik keluarganya, tapi kerangka rumah mentah sii dengan tembok yang tersusun dari tumpukan bata yang masih terlihat dan belum ditutupi semen maupun cat, dengan atap, dan masih bisa dipakai untuk berteduh. jendela ditutupi dengan anyaman dari bambu, sebelum dipasangnya jendela sesungguhnya, dan nggak tau sampai sekarang apakah masih. dulu juga gue ngalamin bertempat tinggal di rumah baru seperti itu juga selama sekitar 2 tahun ketika masuk SD.
ibunya jualan makanan dan bahan masakan dan sayur mayur depan rumah barunya dengan warung kecil pinggir jalan yang masih berkerikil dan belum diaspal. setiap pulang sekolah, gue selalu antar ana pulang kesana, dan ibunya menawarkan makanan ke gue, ana tau kalo gue pasti awkward menerimanya jadi dia selalu memberi gue dengan berbagi berdua, itulah cara kami *gue mah itu orangnya*.
hingga ketika gue pulang, ibunya membekali gue sayur mayur buat mamak di rumah untuk dimasak, gue dipaksa aja nerima. hingga berkali-kali gue pasti bawa sesuatu dari rumah ana, entah dari ibunya sampe papuknya. mamak di rumah juga sampai merasa tidak enak dengan ibunya ana karna selalu membekali sayur mayur bahkan makanan ke gue. dan pada saat waktunya gue mengobrol santai dengan ana membahas hal ini.
dan hati gue terharu waktu itu mendengar jawaban ana.
"inget khan dulu aku sering ngerepotin kamu, sebenarnya aku gaenak sama kamu, tapi kamu baik, dan aku selalu berdoa, semoga Allah membalas kebaikanmu, hingga dalam hati aku berusaha yakinkan diri bahwa suatu saat nanti aku juga bisa berbuat baik atau membalas kebaikan kamu. dan ini yang aku lakukan, yah walaupun nggak seberapa."
walaupun gue nggak meluap-luapkan keterharuan (?) kepedihan (?) *aduh gimana ya bahasanya biar dramatis?* ya pokoe itulah, gue berterima kasih kepada Allah dengan berkata dalam hati "terima kasih ya Allah telah memberikan ana kepadaku".
aku cuman bisa senyum menanggapi hal itu, dengan mulut tidak dapat mengungkapkan kata". biarpun gue sedekat ini sama dia, namun nggak semua hal tentang diri gue, gue ceritakan ke dia, dan pada saat dia menanyakan tentang gue, dan saat itulah gue menjawab dan bercerita banyak ke dia, biarpun nggak semua hal, padahal gue setiap hari bersama dia terus.
setiap bepergian jauh sama dia perihal kadang mbesuk keluarganya yang jauh dari luar kota, kulimpahkan nemo ke dia, ya karna itu keperluan dia, jadi saat itu nemo tanggungjawabnya biarpun gue sii yang ngendarai nemo. bensin dia yang full tank-iin nemo. kadang kalo abis pulang dari rumah keluarganya, dia ngajak gue singgah di tempat makan *dan yang terekstrim di kota praya biasanya* bakso atau mie ayam, dia yang bayarin, padahal gue nggak minta. itu kesenengan hal kecil yang kami alamin saat berbagi. yang aku trust banget sama dia, dia itu selalu mengingat janji sekecil apapun yang dia telah ucap dari mulutnya, tapi entah kapan dia melunasi janjinya itu. itu gue sadar ketika kami pulang kampung untuk pertama kalinya merantau ke pulau jawa pada bulan puasa tahun 2014 kemarin. entah ngapain waktu itu, dia minta dianterin ke mini market, dia bilang di atas motor (pada saat itu gue nggak bersama nemo),
"dew, ingat nggak dulu kamu pernah bilang kalo pengen ngerasain sedikit buah hasil keringatku menjadi tutor bahasa inggris di Pare?"
"iya inget. kenapa? hhhhaaa mungkinkah....?"
"iya. aku mau bagi menikmati hasil keringatku sekarang. yaah walaupun tak seberapa sih, karna gaji ini pertamaku dan aku janjinya ya di gaji pertamaku."
"huwaaa selamat ya, doain semoga makin gede gajinya suatu saat nanti. dan tambah rejeki"
"aamiin".
bahagia itu cukup sederhana memang, disaat dia menaruh pilihan ke gue dengan mau apa, gue merasa berada pada lubang curam dengan pore way yang bercabang-cabang. dan gue dengan penuh pertimbangan dan keyakinan memilih untuk makan es krim magnum yang dari dulu kami ingin banget (ingin aja sih) nyoba makan magnum. dan kami pilih yg baru, magnum gold. kami makan di depan makam pahlawan seperti biasa, akan tetapi saat itu tempat duduk biasanya dikuasai dengan bapak-bapak penjual bakso gerobak waktu itu, kami mencari tempat lain sebelum es krimnya mencair. sepanjang perjalanan hanya rasa tidak sabar yang dirasakan, tidak sabar ingin makan eskrim magnum. xixixi
kami akhirnya singgah di pinggir jalan jembatan yang mau ke arah rumahku.
ketika membuka bungkusnya secara perlahan dengan penuh gairah dengan air liur bercucuran sepanjang tenggorokan, gue memulai menggigit lapisan coklat tebal yang agak udah remuk (-_-), yaah jadinya ga kedengeran kayak di iklan-iklan deh *hiks
akan tetapi sedikit disappointed sih sebenernya, karna rasa yang kami pilih tidak seenak yang di iklan, yang coba membobol bank, hingga masuk ke brangkasnya, hingga menemukan setumpukan emas kotak, dan ternyata itu magnum. gue lebih suka coklat. tapi ujung-ujungnya tuh eskrim abis siiih *gubrak....ditabok batman*
#GueMahGituOrangnya
Lanjut....
gue ingat dengan life plan yang serupa dengan dia, yang kami susun bersama.
dan nggak ada hal selain menyesakkan, dimana ketika elo merasa sudah tidak sanggup hidup lagi, alias down banget (yang ini beneran nggak pake aja), dibanding dengan keterpurukan habis ketemu dosen pembimbing akademik (DPA) masa KRS-an karna IPK dan nilai lo jelek. ini lebih terpuruk dan berlarut berhari-hari menurut gue, nggak sekedar sambil mendengar sound track drama korea "I hear your voice" judulnya echo *kalo nggak salah*, sumpah itu lagu bikin deja vu banget (deja vu aja sih) saat dimana galaunya pasca ketemu DPA. syudahlah lupakan.
cukup sederhana emang bahagia itu. cuman bermodal "keikhlasan" dan cukup mengingat "who you are".
ini baru sebagian kecil kisah pertemanan yang berujung persahabat dalam hidup gue.
Jumat, 17 April 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Daftar blog gw
Entri Populer
-
Hari ini seharusnya gue praktikum pengganti jam 8 pagi, dikarenakan hari senin kemarin libur. eeeeen apa yang terjadi, gue bangun kesiangan ...
-
Yah. temend gw yang satu ini, jadi primadona. siapa sih yang gag tertarik dengan kecantikannya. tapiiih kayaknya yang serius suka ama n...
-
Pembentukan blastula : sifat sel masih totipoten, dan gastrula terbentuknya 3 lapisan yaitu mesoderm, endoderm, dan eksoderm. spermatogene...
-
Tri Budi Ari Waluyo, nama panggilan Ari. tapi lebih akrab dipanggilnya Luyok. tepatnya Luyok chibi. >alamat sekaligus rumahnya sek...
-
Keringet bercucuran Hm. Gw mulai dari mana ya? ahha! ehm cek. okee. Temend gw inih, suka banget ama yang namanya olah raga. yang...
-
A. Manfaat Lidah Buaya Sejarah dan Asal Usul Tanaman Lidah Buaya Lidah Buaya atau yang lazim disebu...
-
andai aja kata "MAAF" dapat mengembalikan segalanya. tapi apa daya, dengan orang berkata maaf, as if, semua hal (kesalahan) tela...
-
Temend gw inih akrab di panggil Ceper. yaaah gw gag tau kenapa, soalnya gw cuman sekelas di kelas XI doang. tapiih ada juga yang manggil...
-
Aku dan Dewi Jujur aja aku agak trauma sama yang namanya temen deket. Dari awal masuk kuliah, aku udah niatin ga deket sama siapa-siapa...
-
7 Tanda Tahi Lalat Gejala Kanker Kulit . Kanker kulit merupakan penyakit yang menakutkan sebagian orang, karena langsung berkaitan dengan ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar